FILSAFAT YUNANI KUNO



FILSAFAT YUNANI KUNO
BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Membimbing ke filsafat tak akan lengkap tanpa sepatah kata tentang perkembangan filsafat sepanjang sejarah. Sejarah filsafat ialah penyelidikan ilmiah mengenai perkembangan filsafat dari seluruh bangsa manusia dalam sejarah. Jadi, sejarah filsafat itu belumlah “filsafat”, sejarah filsafat hanyalah “sejarahnya” Berbicara tentang kelahiran dan perkembangan filsafat pada awal kelahirannya tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan (ilmu) pengetahuan yang munculnya pada masa peradaban kuno (masa yunani). Dalam sejarah filsafat biasanya filsafat yunani dimajukan sebagai pangkal sejarah filsafat barat, karena dunia barat (Erofa Barat) dalam alam pikirannya berpangkal kepada pemikiran yunani. Pada masa itu ada keterangan-keterangan tentang terjadinya alam semesta serta dengan penghuninya, akan tetapi keterangan ini berdasarkan kepercayaan bahwa Ahli-ahli pikir tidak  puas akan keterangan itu lalu mencoba mencari keterangan melalui budinya.
Seringkali persoalan-persoalan filsafat hanya dapat dipahami jika dilihat dari perkembangan sejarahnya. Ahli-ahli besar seperti Aristoteles, Thomas Aquinas , Immanuel Kant itu hanya dapat dimengerti dari aliran-aliran yang mendahului mereka. Aliran yang satu biasanya merupakan reaksi atau syintetis dari aliran lain. Filsafat dan Ilmu yang dikenal di dunia Barat Dewasa ini berasal dari zaman

B.     RUMUSAN MASALAH
Untuk mengetahui bagaiman Filsafat itu bisa lahir dan berkembang hingga saat ini, alangkah baiknya kita mengetahui sejarah munculnya Filsafat tersebut, Filsafat dan Ilmu yang dikenal di dunia Barat Dewasa ini berasal dari zaman Yunani Kuno, untuk itu kami mencoba mengkaji lebih dalam mengenai sejarah Filsafat Yunani Kuno tersebut.






BAB II
PEMBAHASAN
A.      SEJARAH  FILSAFAT  YUNANI
Orang yunani yang hidup pada abad ke-6 SM mempunyai sistem kepercayaan bahwa segala sesuatunya harus diterima sebagai sesuatu yang bersumber pada mitos atau dongeng-dongeng. Artinya suatu kebenaran lewat akal pikir (logis) tidak berlaku, yang berlaku hanya  suatu kebenaran yang bersumber dari mitos  (dongeng-dongeng).
Setelah abad ke-6 SM muncul sejumlah ahli pikir yang menentang adanya mitos. Mereka menginginkan adanya pertanyaan tentang misteri alam semesta ini, jawabannya dapat diterima akal (rasional). Keadaan yang demikian ini sebagai suatu demitiologi, artinya suatu kebangkitan pemikiran untuk menggunakan akal pikir dan meninggalkan hal-hal yang sifatnya mitologi. Upaya para ahli pikir untuk mengarahkan kepada suatu kebebasan berfikir , ini kemudian banyak orang mencoba membuat suatu konsep yang dilandasi kekuatan akal pikir secara murni, maka timbullah peristiwa ajaib The Greek Miracle yang artinya dapat dijadikan sebagai landasan peradaban dunia.
Perkembangan pemikiran Yunani di kawasan Timur Tengah tidak dapat dilepaskan dari penaklukan yang dilakukan Alexander yang agung terhadap kawasan tersebut. Ia dapat menguasai Arbela, sebelah Timur Tigris pada tahun 331 yang pada waktu itu berada di bawah kekuasaan Darius. Kedatangannya ke daerah tersebut tidak menghancurkan peradaban dan kebudayaan Persia, tetapi sebaliknya ia berusaha menyatukan kebudayaan Yunani dan Persia. Dari segi kultural, ia sendiri berusaha mengenakan pakaian secara persia, dan orang-orang Persia sendiri banyak pula diangkat menjadi pengawal-pengawalnya. Ia menikahi Statira, anak Darius, dan pada waktu itu pula 24 dari jendral-jendral dan 10.000 prajuritnya menikah atas anjurannya dengan wanita-wanita Persia di Susa.
Usaha dari Ptolomeus dan Selecius untuk menyatukan peradaban Yunani dan Iran  dan meneruskan politik Alexander belum membuahkan hasil namun kebudayaan dan peradaban Yunani meninggalkan bekas besar di daerah-daerah yang berada di Mesir. Bahasa administrasi yang dipakai di sana adalah bahasa Yunani. Di Mesir da Siria bahasa ini tetap dipakai sesudah masuknya islam ke dalam dua daerah itu, dan baru ditukar dengan bahasa Arab pada abad VII M  oleh khalifah Bani Umayyah Abdul Malik Bin Marwan (685-705). Alexandria, Antioch, dan Bactra kemudian menjadi pusat ilmu pengetahuan dan filsafat Yunani.
Kedatangan Alexander ke kawasan Jundishapur yang letaknya tak jauh dari Baghdad juga telah menimbulkan masa Hellenistik dan Romawi. Menurut keterangan yang diberikan oleh K.Berten, bahwa setelah ekspansi Romawi itu sekolah-sekolah yang ada di Athena seperti Akademia dan Lykeion masi menerusakan kreatifitasnya, bahkan didirikan pula sekolah-sekolah baru, namun pemikiran falsafatnya lebih diarahkan kepada soal-soal etika, yaitu bagaimana manusia harus mengatur tingkah lakunya untuk hidup bahagia. Di dalam corak pemikiran filsafat etika ini terdapat mazhab Stoa di Athena yang didirikan oleh Zeno di tahun 300 SM, Epikurisme (341-270 SM) di Athena, Skeptisisme (365-275 SM) oleh Pyrho di Athena, Eklektisime (106-43 SM) oleh Cicero di Athena, dan Neoplatonisme (203-70 SM).
Neoplatonisme lahir di Mesir dan pada usia 40 tahun ia pindah ke Roma untuk mendirikan sekolah filsafat di sana. Ajaran Neoplatonisme ini merupakan sintesa dari semua aliran filsafat yang berkembang hingga saat itu. Pada aliran ini, pemikiran plato diberi tempat tersendiri sehingga ia disebut Neoplatonisme, dan seluruh sistem filsafatnya berkisar pada konsep kesatuan yang berpusat pada Tuhan, sebab Tuhan disebut dengan nama “Yang Satu” dan semua yang ada menurutnya berasal dari yang satu dan akan kembali kepada yang satu itu.
Selanjutnya pada tahun 529 M kaisar Yustinianus dari Byzantium menutup semua sekolah filsafat di Athena. Peristiwa ini dianggap sebagai akhir masa Yunani purba. Setelah itu kegiatan filsafat Yunani berkembang di wilayah Timur dimana corak pemikirannya tidak dapat dipisahkan lagi dari pengaruh ajaran kristen yang terdapat di kawasan tersebut. Pada masa itu kaum Patriastik (bapak-bapak gereja) dan pujangga-pujangga kristen merintis jalan dalam mengembangkan teologi kristen, dimana iman kristiani mereka dipertemukan dengan pikiran-pikiran filosofis Yunani yang ada dalam masyarakat pada waktu itu. Dengan demikian berkembanglah pusat-pusat kebudayaan Yunani di kawasan Timur, seperti di Alexandria, Jundishapur, Harran, Antioc, Edessa, Nissibis, Ras’aina dan Bactra.
Perlu juga disebutkan di sini bahwa kebudayaan Yunani yang berkembang di Alexandria menurut O’Leary adalah mengambil bentuk kosmopolitan dan memperlihatkan ciri yang bercorak ketimuran. Lebih jauh O’Leary mengatakan bahwa kebudayaan Yunani berkembang di Alexandria itu tidak sama dengan yang berkembang di Alexandria itu tidak sama dengan yang berkembang di Athena, yakni tidak bercorak Hellenic, tetapi Hellenistic. Yakni bahwa filsafat Yunani yang berkembang di Alexandria ini berada di bawah pengaruh doktrin kristen, sementara doktrin kristen tersebut juga dipengaruhi filsafat Yunani. Jadi di antara pemikiran filsafat Yunani dan ajaran kristen terdapat interaksi dan saling mengisi. Hal itu bisa dimengerti, karena pada saat itu ajaran kristen berkembang di kawasan tersebut.
Selanjutnya Jundishapur adalah merupakan perguruan tinggi yang didirikan Chosrous I (Anushirwan) sekitar tahun 555 M yang merupakan lembaga utama bagi pengkajian Hellenistik di Asia Barat. Guru-gurunya yang beraliran Kristen Nestorian oleh Chosrous diperkenankan untuk menekuni studi-studi ilmiah Yustinianus. Selanjutnya ketika sekolah Athena ditutup oleh kaisar Yustinianus, guru-gurunya dari Yunani itu diterima oleh kalangan istana Persia untuk kemudian ditugaskan di perguruan tersebut. Pada tahapan selanjutnya, perguruan Jundishapur dengan fakultas kedokteran, ekonomi dan observatoriumnya mencapai puncak kemasyhuran dan terus berkembang hingga kota baghdad didirikan terdapat para tahun 762 M oleh khalifah Abbasiyah. Pada masa itu terdapat para tahanan yang memiliki pendidikan dan keahlian, maka mereka itu akan mendapat perlakuan yang baik dari penguasa, dan mereka itu dipekerjakan sebagai insinyur, arsitek, ahli ilmu jiwa, para peneliti tanah dan yang lain-lain.
Mengenai keberadaan dan peranan yang dimainkan Jundishapur itu diakuioleh para ahli sejarah. Arthur Goldsmidt misalnya mengatakan bahwa filsafat misalnya mengatakan bahwa filsafat Yunani Hellenistik berkembang di beberapa perguruan tinggi di Timur Tengah, termasuk di akademika Alexandria dan universitas Jundishapur yang didirikan kerajaan Sasanid. Adapun Harran adalah merupakan sebuah kota yang terletak di sebelah Utara Syiria. Ia telah berkembang menjadi salah satu tempat bermukimnya para pemuja bintang. Agama mereka kemudian dipengaruhi paham Hellenistik, kemudian Harran menjadi mata rantai penyebaran filsafat Yunani kepada orang-orang Arab.
Sementara itu Antioc dan Edessa adalah kota-kota yang terletak di Siria Utara, sedangkan Nissibi dan Ras’ain adalah kota-kota yang terletak di dataran tinggi Irak. Kota-kota itu kemudian menjadi pusat studi fisafat Yunani Hellenistik. Pengkajiannya ditujukan terutama sebagai alat untuk memahami naskah-naskah teologi yang berasal dari Iskandariah. Pada saat itu berbagai risalah teologi diterjemahkan ke dalam bahasa Siria, khususnya karya Eucebius, sejarah gereja-gereja dan pengetahuan (recognition) yang berasal dari Santo Clement dari Iskandariah. Bersamaan dengan diterjemahkannya naskah-naskah teologis itu sering pula diikuti dengan terjemahan karya-karya yang berkaitan dengan logika. Hal ini didorong oleh kebutuhan untuk menyelidiki makna yang lebih mendalam dari konsep-konsep teologis dan proses dialektis yang dilakukan dalam perdebatan-perdebatan kristologi pada masa itu.
Pusat studi filsafat Yunani selanjutnya terdapat di biara Qinneserin. Dari tempat ini  dihasilkan dua orang sarjana terkemuka: Athanasius dari Balad (696 M) dan murdidnya George, seorang uskup Arab (724 M) yang kedua-duanya telah buat terjemahan dan komentar terhadap Categories, Hermenetyca dan buku pertama dari Analytica Priora tulisan Aristoteles, seperti halnya Isalog karya Porphyry.
Selanjutnya pusat studi filsafat Yunani itu terdapat di Bactra. Kota ini didirikan dalam rangka menjaga hubungan dengan Athena. Di sini berkembangnya kebudayaan Yunani sampai dengan kota ini jatuh ke tangan kaum penyerbu Barbar. Dari pusat kebudayaan Yunani Hellenistic itu terlihat betapa besarnya peranaan yang dimainkan oleh kaum kristiani, terutama tokoh-tokoh agamanya, dan ajaran kristiani inilah yang memberi corak Hellenistic, yaitu filsafat yang dibangun atas dasar interaksi antara teologi kristen dengan pemikiran Yunani, terutama filsafat Aristoteles Neoplatonisme atau plotinus. Dengan melihat kemajuan itu, sumber mengatakan bahwa kultur kebudayaan Yunani yang dibawa Alexander yang agung itu telah mendominasi kawasan Laut Tengah, pada waktu penaklukan islam pusat, pusat-pusat kebudayaan Yunani itu tidak lagi berada di Athena,tetapi di kawasan tersebut.
Dengan demikian yang tersebar di kawasan Laut Tengah itu adalah filsafat Yunani Hellenistic, bukan Hellenis, sebagaimana telah disebutkan di atas. Dalam hubungan ini Abdurrahman Badawy mengatakan bahwa jiwa filsafat Yunani Hellenis dalam memandang alam atau sesuatu obyek adalah berbeda dengan filsafat Yunani Hellenistic yang telah dipengaruhi oleh ajaran agama, termasuk islam.
Dari uraian tersebut terlihat dengan jelas, bahwa penaklukan Alexander yang agung di kawasan Timur Tengah ternyata membawa pengaruh terhadap perkembangan pemikiran Yunani di daerah yang ditaklukannya itu. Perkembangan pemikiran Yunani tersebut terlihat dari munculnya berbagai pusat atau lembaga pengkajian filsafat Yunani. Semua kota yang menjadi tempat perkembangan pemikiran Yunani ini kemudian dikuasai oleh islam.
Pelaku filsafat adalah akal dan musuhnya adalah hati. Pertentangan antara akal dan hati itulah pada dasarnya isi sejarah filsafat. Di dalam sejarah filsafat kelihatan akal pernah menang, pernah kalah, hati pernah berjaya, juga pernah kalah, pernah juga kedua-duanya sama sama-sama menang. Diantara keduanya, dalam sejarah, telah terjadi pergugumulan berebut dominasi dalam mengendalikan kehidupan manusia.
Yang dimaksud dengan akal disini ialah akal logis yang bertempat di kepala, sedangkan hati adalah rasa yang kira-kira bertempat di dalam dada. Akal itulah yang menghasilkan pengethauan logis yang disebut filsafat, sedangkan hati pada dasarnya menghasilkan pengetahuan supralogis yang disebut pengetahuan mistik, iman termasuk disini. Ciri umum filsafat yunani adalah rasionalisme yang dimana mencapai puncaknya pada orang-orang sofis.
Dalam sejarah filsafat biasanay filsafat yunani dimajukan sebagai pangkal sejarah filsafat barat, karena dunia barat (Erofa Barat) dalam alam pikirannya berpangkal kepada pemikiran yunani. Pada masa itu ada keterangan-keterangan tentang terjadinya alam semesta serta dengan penghuninya, akan tetapi keterangan ini berdasarkan kepercayaan. Ahli-ahli pikir tidka puas akan keterangan itu lalu mencoba mencari keterangan melalui budinya. Mereka menanyakan dan mencari jawabannya apakah sebetulnya alam itu. Apakah intisarinya? Mungkin yang beraneka warna ynag ada dalam alam ini dapat dipulangkan kepada yang satu. Mereka mencari inti alam, dengan istilah mereka : mereka mencari arche alam (arche dalam bahasa yunani yang berarti mula, asal).
Terdapat tiga faktor yang menjadikan filsafat yunani ini lahir, yaitu:
1.   Bangsa yunani yang kaya akan mitos (dongeng), dimana mitos dianggap sebagai awal dari   upaya orang untuk mengetahui atau mengerti. Mitos-mitos tersebut kemudian disusun secara sistematis yang untuk sementara kelihatan rasional sehingga muncul mitos selektif dan rasional, seperti syair karya Homerus, Orpheus dan lain-lain.
2.  Karya sastra yunani yang dapt dianggap sebagai pendorong kelahiran filsafat yunani, karya Homerous mempunyai kedudukan yang sangat penting untuk pedoman hidup orang-orang yunani yang didalamnya mengandung nilai-nilai edukatif.
3.   Pengaruh ilmu-ilmu pengetahuan yang berasal dari Babylonia (Mesir) di lembah sungai Nil, kemudian berkat kemampuan dan kecakapannya ilmu-ilmu tersebut dikembangkan sehingga mereka mempelajarinya tidak didasrkan pada aspek praktis saja, tetapi juga aspek teoritis kreatif.
Dengan adanya ketiga faktor tersebut, kedudukan mitos digeser oleh logos (akal), sehingga setelah pergeseran tersebut filsafat lahir.
            Periode yunani kuno ini lazim disebut periode filsafat alam. Dikatakan demikian, karena pada periode ini ditandai dengan munculnya para ahli pikir alam, dimana arah dan perhatian pemikirannya kepada apa yang diamati sekitarnya. Mereka membuat pertanyaan-pertanyaan tentang gejala alam yang bersifat filsafati (berdasarkan akal pikir) dan tidak berdasarkan pada mitos. Mereka mencari asas yang pertama dari alam semesta (arche) yang sifatnya mutlak, yang berada di belakang segala sesuatu yang serba berubah.
            Para pemikir filsafat yunani yang pertama berasal dari Miletos, sebuah kota perantauan Yunani yang terletak di pesisir Asia Kecil. Mereka kagum terhadap alam yang oleh nuansa dan ritual dan berusaha mencari jawaban tas apa ynag ada di belakang semua materi itu.
1.      Thales (625-545 SM)
Nama Thales muncul atas penuturan sejarawanHerodatus pada abad ke-5 SM. Thales sebagai salah satu dari tujuh orang yang bijaksana (Seven Wise Men of Greece). Aristoteles memberikan gelar The Father of Filoshopy.juga menjadi penasihat teknis ke-21 kota lonia. Salah satu jasanya yang besar adalah meramal gerhana matahari pada tahun 585 SM.
Thales berpendapat bahwa dasar pertama atau intisari alam ialah air.
Thales mengembangkan filsafat alam kosmologi yang mempertanyakan asal mula, sifat dasar dan struktur komposisi daria alam semesta. Sebagai ilmuwan pada masa itu ia mempelajari magnetisme dan listrik yang merupakan pokok soal fisika. Juga mengembangkan astronomi dan matematika dengan mengemukakan pendapat, bahwa bulan bersinar karena memantulkan cahaya matahari. Dengan demikian, Thales merupakan ahli matematika yang pertama dan juga The Father of Deductive reasoning (bapak penalaran deduktif).
            Dalam sejarah Matematika, Thales dianggap sebagai pelopor geometri abstrak yang didasarkan kepada petunjuk pengukur banjir, yang implementasinya dengan membuktikan dalil-dalil geometri yang salah satunya : bahwa kedua sudut alas dari suatu segitiga sama kaki adalah sama besarnya.Walaupun pandangan –pandangan Thales benyak yang kurang jelas, akan tetapi pendapatnya merupakan percobaan pertama yang masih sanagt sederhana dengan menggunakan rasio(akal pikiran)
2.      Anaximandros (640-546 SM)
Anaximandros adalah orang pertama yang mengarang suatu traktat dalam kesusastraan Yunani dan berjasa dalam bidang astronomi, geografi,sehingga ia sebagai orang pertama yang membuat peta bumi.ia berhasil memimpin sekelompok orang yang membuat kota baru di Apollonia, Yuanani.
            Anaximandros mengatakan bahwa dasar pertama itu ialah zat yang tak tertentu sifat-sifatnya, yang dinami to apeiron.adapun anaximenes (590-528) mengatakan bahwa intisari alam atau dasarnya pertama adalah udara.karena udaralah ynag meliputi seluruh alam serta udara pulalah yang menjadikan dasar hidup bagi manusia yang mat diperlukan oleh nafasnya.
            Anaximander mencoba menjelaskan bahwa substansi pertama itu bersifat kekal dan ada dengan sendirinya (Mayer,1950:19).anaximander menagatakan itu udara. Udara merupakan segala sumber kehidupan , demikian alasannya.
3.      Pythagoras (± 572-497 SM)
Mengenai riwayat hidupnya , ia dilahirkan di pulau Samos, Lonia.tanggal dan tahunnya tidak diketahui pasti. Ia juga tidak meninggalkan tulisan-tulisan sehingga apa yang perlu diketahui Pythagoras diperlukan kesaksian-kesaksian. Menurut Aristoxenos seorang murid Aristoteles, Pythagoras pindah ke kota kroton, Italia Selatan karena tidak setuju dengan pemerintahan Polykrates yang bersifat tirani. Di kota ini ia mendirikan sekolah agama, selama 20 tahun di kroton, kemudian pindah ke Metapontion dan meninggal di kota ini.
            Pemikirannya , substansi dari semua benda adalah bilangan dan segala gejala alam merupakan pengungkapan inderawi dari perbandingan-perbandingan matematis. Bilangan  merupakan intisari dasar poko dari sifat-sifat benda (Number rules the universe = bilangan memerintah jagat raya).pemikirannya tentang bilangan, ia mengemukakan bahwa setiap bilangan dasar dari 1 sampai 10 mempunyai kekuatan dan arti sendiri-sendiri. Satu adalah asal mula segala sesuatu sepuluh, dan sepuluh adalah bilangan sempurna. Bilangan gasal (ganjil) lebih sempurna daripada bilangan genap dan identik dengan finite (terbatas). Salah seorang penganut Pythagoras mengatakan bahwa tuhan adlah bilangan tujuh, jiwa itu bilangan enam, badan itu bilangan empat.
            Pythagoras juga ada sedikit memfilsafatkan manusia, ia mengemukakan pendapat bahwa pada manusia adalah sesuatu yang bukan jasmani dan yang tak dapat mati, yang masih terus ada , jika manusia sudah tak ada. Manusia menurut Pythagoras mempunyai jiwa dan jiwa itu sekarang terhukum dan terkurung dalam badan. Maka dari itu , manusia harus membershkan diri untuk melepaskan dirinya dari kurungan dan dengan demikian dapatlah ia masuk ke dalam kebahagiaan.
Pythagoras yang mengataka pertama kali bahwa alam semesta itu merupakan satu keseluruhan yang teratur, sesuatu yang harmonis seperti dalam musik. Sehingga ia juga dikenal sebagai ahli ilmu pasti dan juga ahli musik.
Menurut Pythagoras kearifan yang sesungguhnya hanya dimilki oleh Tuhan saja, oleh karenanya ia tidak mau disebut sebagai seorang yang arif seperti Thales, akan tetapi menyebut dirinya philosopos yaitu pencipta kearifan. Kemudian istilah inilah yang digunakan menjadi philosofia yang terjemahan harfiah dalah cinta kearifan atau kebjaksanaan sehingga sampai sekarang secara etimologis dan singkat sederhana filsafat dapat diartikan sebagai cinta kearifan atau kebijaksanaan (Love of Wisdom).
4.     Xenophanes (570 - ? SM)
Xenophanes lahir di Xolophon, Asia Kecil. Waktu berumur 25 tahun ia mengembara ke Yunani. Ia lebih tepat dikatakan sebagi penyair dari pada ahli pikir (filosof), hanya karena ia mempunyai daya nalar yang kritis yang mempelajari pemikiran-pemikiran filsafat pada saat tu. Namanya menjdai terkenal arena untuk pertama kalinya ia melontarkan anggapan bahwa adanya konflik  antara pemikiran filsafat (rasional)dengan mitos.
            Pendapatnya yan termuat dalam kritik terhadap Homerus dan Herodotus, ia membantah adanya antromorfosisme  Tuhan-Tuhan, yaitu Tuhan diganbarkan sebagai (seakan-akan) manusia. Karena manusia selalu memilki kecendrungan berfikir dan lain-lainnya. Ia juga membantah bahwa Tuhan bersifat kekal dan tidak mempunyai permulaan. Ia juga menolak anggapan bahwa Tuhan mempunyai jumlah yang banayk dan menekankan atas keeasaan Tuhan. Kritik ini ditujukan kepada anggapan-anggapan lama yang berdasarkan pada mitologi.
5.      Heraclitos (535 – 475 SM)
Heraclitos lahir di Epesus, sebuah kota perantauan di Asia Kecil dan merupakan kawan dari Pythagoras dan Xenophanes, akan tetapi ia lebih tua. Ia mendapat julukan si gelap karena untuk menulusuri gerak pemikirannya sangat sulit. Hanya dengan melihat fragmen-fragmennya , ia mempunyai kesan hati yang tinggi dan sombong , sehingga ia mudah mencela kebanyakan manusia untuk mengatakan jahat dan bodoh, juga mencela orang –orang yang terkemuka di Yunani.
Pemikiran filsafatnya terkenal dengan filsafat menjdai. Ia mengemukakan bahwa segala sesuatu (yang ada itu) sedang menjadi dan selalu berubah. Sehingga ucapannya yang terkenal : Panta rhei kai uden menci yang artinya segala sesuatunya mengalir bagaikan arus sungai dan tudak satu orangpun yang dapat masuk ke sungai dua kali. Alsannya, karena air sungai yang pertama telah mengalir , berganti dengan air yan berada di belakanganya. Demikian juga dengan segala yang ada, tidak ada yang tetap, semuanya berubah. Akhirnya dikatakan bahwa hakikat dari segala sesuatu adalah menjadi, maka filsafatnya dikatakan filsafat menjadi.
            Menurut Heraclitos alam semesta ini sealu dalm keadaan berubah , sesuatu yang dingin berubah menjadi panas, yang panas berubah menjadi dingin. Itu berarti kita hendak memahami kehidupan kosmos, kita meati menyadari bahwa kehidupan kosmos itu dinamis. Kosmos itu tidak pernah berhenti (diam), ia selalu bergerak, dan bergerak berarti berubah. Gerak itu menghasilkan perlawanan-perlawanan . itulah sebabnya ia sampai pada kongkulasi bahwa yang mendasar dalam alam  semesta ini bukanlah baha (stuff)-nya seperti yang dipertanyakan oleh para filosof yang pertama itu, melainkan prosesnya (Warner, 1961:28). Penyataan “semua mengalir” berarti semua berubah bukanlah pernayatan yang sederhana. Implikasi pernyataan tersebut amat hebat. Dan tu mengandung pengertian bahwa kebenaran seallau berubah, tidak tetap. Pengertian adil pada hari ini  belum tentu masih benar besok. Hari ini 2 x 2 = 4 namun besok dapat juga bukan empat.  Pandangan ini merupakan warna dasar flsafat sofisme.
            Menurut pendapatnya, di alam arche terkandung sesuatu yang hidup (seperti roh ) yang disebut sebagai logos ( akal atau semacam wahyu) . logos inilah yang menguasai sekaligus mengendalikan keberadaan segala sesuatu. Hidup manusia akan selamat sesuai dengan logos.
6.      Parmenides (540-475 SM)
Parmenides lahir di kota Elea, kota perantauan Yunani di Italia Selatan, Arena. ia di lahirkan di Elea, maka penganutnya disebut kaum Elea. Kebesarannya sama dengan kebesaran Heraclitos. Ia lah yang pertama kali memikirkan tentang hakikat tentang ada (being).
            Parmanides  adalah salah seorang tokoh relativusme yang penting. Dikatakan sebagai logikawan pertama dalam sejarah filsafat, bahkan dapat disebut filosof pertama dalam pengertian modern. Sistemnya secara keseluruhan disandarkan pada dedukasi logis, tidak seperti Heraclitos, misalnya, yang menggunakan metode intuisi. Ternyata plato amat menghargai metode parmenides itu. Dan Plato lebih banyak mengambil dari Parmenides dibandingkan dengan dari filosof yang lain pendahulunya.
            Ia berpendapat bahwa hanya pnegetahuan yang tetap dan umum yang mengenai yang satu sajalah (pengetahuan budi) yang dapat dipercaya. Pengetahuan budi itulah yang dapat dipercayai, kalau ia benar maka sesuailah ia dengan realitas. sebab itu yang merupakan realitas bukanlah yang berubah dan bergerak serta beralih dan bermacam-macam, melainkan yang tetap. Realitas bukanlah yang menjadi melainkan ada. Hal ini berbeda dengan pendapat Heraclitos yaitu bahwa realitas adalah gerak dan perubahan.
            Yang ada (being) itu ada, yang ada tidak dapat hilang menjadi tidak ada, dan yang tidak ada tidak mungkin muncul menjadi ada, yang tidak adalah tidak ada, sehingga tidak dapat dipikirkan. Yang dapat dipikirkan adalah hanyalah yang ada saja sedangkan yang tidak ada tidak dapat dipikirkan. Jadi, yang ada (being) itu satu, umum, tetap dan tidak dapat dibagi-bagi. Karena membagi yang ada akan menimbulkan atau melahirkan banyak ada, dan itu tidak mungkin.yang ada dijadikan dan tidak dapat musnah.yang ada di segala tempat, oleh karenanya tidak ada ruangan yang kosong , maka di luar yang ada masih ada sesuatu yang lain.
7.      Zeno (± 490-430 SM)
Zeno lahir di Elea , dan murid dari Parmenides. Sebagai murid ia dengan gigih mepertahankan ajaran gurunya dengan cara memberikan argumentasi secara baik sehingga kemudian hari ia dianggap sebagai peletak dasar dialektika.
            Menurut Aristoteles, Zeno lah yang menemukan dialektika yaitu suatu argumentasi yang bertitik tolak dari suatu pengandaian ayau hipotesa, dan dari hipotesa tersebut ditarik suatu kesimpulan. Dalam melawan penentang-penentangnya kesimpulan yang diajukan oleh Zeno dari hipotesa yang diberikan adalah suatu kesimpulan yang mustahil, sehingga terbukti bahwa hipotesa itu salah.
            Sebagai contoh dalam mengemukakan hipotesis terhadap melawan gerak :
a.       Anak panah yang dilepaskan dari busurnya sebagi hal yang tidak bergerak, karena pada setiap saat panah tersebut berhenti di suatu tempat tertentu. Kemudian dari tempat tersebut bergerak ke suatu tempat pemberhentian yang lain dan seterusnya.. memang dikatakan anak panah tersebut meleset hingga sampai pada yang dituju, artinya perjalanan anak panah tersebut sebenarnya merupakan kumpulan pemberhentian-pemberhentian anak panah.
b.      Achilles si jago lari yang termasyur dalam mitologi Yunanitdak dapat menang melawan kura0kura, karena kura-kura berangat sebelum Achilles, sehingga Achileslebih dahulu harus melewati atau mencapai titik dimana dimana kura-kura berada pada saat ia berangkat.setelah Archles berada pada suatu titik, kura-kura tersebut sudah lebih jauh lagi seterusnya sehingga jarak antara Achiles dan kura-kura selalu berkurang akan tetapi idak pernah habis.
Argumentasi Zeno ini selama 20 abad lebih tidak dapat dipecahkan orang secara logis. Baru dapat dipecahkan setelah para ahli matematika membuat pengertian limit dari seri tak terhingga.
8.       Empedocles (490-435 SM )
Lahir di Akragos, Pulau Sicilia, ia sangat dipengaruhi oleh ajaran kaum Ptagorean dan aliran keagamaan refisme. Ia pandai dalam bidang kedokteran, penyair retorika, politik dan pemikir. Ia menulis karyanya dalam bentuk puisi , seperti Parmenides.
            Dalam bukunya tentang alam dikatakan oleh Empedocles bahwa sebenarnya tak ada menjadi dan hilang, ia mengikuti Parmenides. Adapun perbedaan dalam seluruh keadaan itu tak lain adalah daripada campuran dan penggabungan unsur-unsur (rizomata) : air. Udara. Api, dan atnah. Keempat unsur inilah yang merupakan dasar terakhir dari segala sesuatu. Prosese penggabungan ini terpelihara oleh dua kekuatan yang saling bertentangan, yaitu cinta dan benci. Karena cinta maka pada mulanya keempt unsur tersebut tersusun dalam keseimbangan , adapun bencilah yang mencerai beraikan keseimabangan yang semula itu. Cinta lalu mengambil tindakan dan mengembalikan yang semula.tetapi dicerai beraikan lagi oleh benci. Penegtahuan tidak lain daripada proses pergabungan : karena tergabung dengan tanah, kita tahu akan tanah, tergabung dengan air kta tahu akan air.
            Dengan demikian, dalam kejadian di alam semesta ini, unsur cinta dan benci selalu menyertai. Juga, proses penggabungan dan penceraian tersebut berlaku untuk melahirkan anak-anak makhluk hidup. Sedangakn manusia pun terdiri dari empat unsur (api, udara, tanah dan air) juga mengenal akan empat unsur. Hal ini karena teori pnegenalan yang dikemukakan oleh Empedocles bahwa yang sama mengenal yang sama.
9.      Anaxagoras (±499-20 SM )
Ia dilahirkan di kota Klazomenai, Lonia, kemudian menetap di Athena selama 30 tahun. Anaxagoras adalah ahli pikir yang pertama yang berdomisili di Athena , dimana dikemudia hari Athena inlah menjadi pusat utana perkembangan filsafat yunani samapi abad ke 2 SM.
                        Pemikirannya, realitas bukanlah satu , akan tetapi terdiri dari banyak unsur dan tidak dapat dibagi-bagi, yaitu atom. Atom ini sebagai bagian dari materi yang terkecil dari materi sehingga tidak dapat terlihat dan jumlahnya tidak terhingga.
            Tentang terbentuknya dunia (kosmos), atom-atom yang berbeda bentuknya saling terkait, kemudian digerakkan oleh puting beliung. Semakin banyak atom yang bergerak akan menimbulkan pusat gerak atom (atom yang padat).yang disebut realitas seluruhnya adalah sebagai suatu campuran yang mengandung semua benih-benih . di dalam tiap benda mengandung benih. Indera kita tidak dapat melihat semua benih yang ada di dalamnya. Hanya bisa melihat benih yang dominan. Misalnya, kita melihat emas ( yang telihat emas, karena warna kuning yang dominan), walaupun benih-benih yang lain seperti perak, besi, tembaga terdapat didalamnya.
            Pemikirannya tentang nus, bahwa apa yang dikemukakan oleh Empedocles tentang cinta dan benci yang menyebabkan adanya penggabungan dan penceraian, maka Anaxagros mengemukakan yang menyebabkan benih-benih menjadi kosmos adalah nus, yang berarti roh atau rasio, tidak tercampur dengan benih-benih dan terpisah dari semua benda. Oleh karena ajrannya tentang nus inilah Anaxagoras untuk pertama kalinya dalam filsafat dikenal adanya perbedaan antara jasmani dan yang rohani.
10.  Democritos (460-370 SM)
Ia lahir di kota Abdera di pesisir Thrake di Yunani Utara. Karena ia berasal dari keluarga yang kaya raya, maka dengan kekayaannya itu ia bepergian ke Mesir dan negeri –negeri Timur lainnya. Dari karya-karyanya ia telah mewariskan sebanyak 70 karangan tentang bernacam-macam masalah seperti, kosmologi, matematika, astronomi, logika, etika, teknik, mesin, puisi dan lain-lain. Sehingga ia dipandang sebagai seorang sarjana yang menguasai banyak bidang.
            Pemikirannya, bahwa realitas bukanlah satu, tetapi terdiri dari banyak unsur dan jumlahnya tak terhingga. Unsur-unsur tersebut merupakan bagian materi yang sangat tidak dapt dibagi-bagi lagi. Unsur tersebut dikatakan sebagai atom yang berasal dari satu dari yang lain karena ini tidak dijadikan dan tidak dapat dimusnahkan, tidak berubah dan tidak berkualitas.
            Menurut pendapatnya, atom-atom itu selalu bergerak, berarti harus ada ruang yang kosong. Sebab satu atom hanya dapat bergerak dan menduduki satu tempat saja. Sehingga Democratos berpendapat bahwa realitas itu ada dua, yaitu : atom itu sendiri (yang patuh) dan ruang tempat atom bergerak (kosong).
            Democritos pun membedakan adanya dua macam pengetahuan, yaitu pengetahuan indera yang keliru dan pengetahuan budi yang sebenarnya.”ada dua pengetahuan katanya, pengetahuan yang sebenarnya dan pengetahuan yang tidak sebenarnya. Adapun yang tidak sebenanya adalah penglihatan, penciuman, rasa”.
III. PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Kelahiran pemikiran Filsafat Barat diawali pada abad ke-6 sebelum Masehi, yang diawali oleh runtuhnya mite-mite dan dongeng-dongeng yang selama ini menjadi pembenaran terhadap setiap gejala alam.  Orang Yunani yang hidup pada abad ke-6 SM mempunyai sistem kepercayaan bahwa segala sesuatunya harus diterima sebagai sesuatu yang bersumber pada mitos atau dongeng-dongeng. Dalam sejarah filsafat biasanay filsafat yunani dimajukan sebagai pangkal sejarah filsafat barat, karena dunia barat (Erofa Barat) dalam alam pikirannya berpangkal kepada pemikiran yunani.
 Pada masa itu ada keterangan-keterangan tentang terjadinya alam semesta serta dengan penghuninya, akan tetapi keterangan ini berdasarkan kepercayaan. Ahli-ahli pikir tidka puas akan keterangan itu lalu mencoba mencari keterangan melalui budinya. Mereka menanyakan dan mencari jawabannya apakah sebetulnya alam itu. Ciri yang menonjol dari Filsafat Yunani Kuno di awal kelahirannya adalah ditunjukkannya perhatian terutama pada pengamatan gejala kosmik dan fisik sebagai ikhtiar guna menemukan suatu (arche) yang merupakan unsur awal terjadinya segala gejala.
 Terdapat tiga faktor yang menjadikan filsafat yunani ini lahir, yaitu:
a)      Bangsa yunani yang kaya akan mitos (dongeng).
b)      Karya sastra yunani yang dapt dianggap sebagai pendorong kelahiran filsafat Yunani.
c)      Pengaruh ilmu-ilmu pengetahuan yang berasal dari Babylonia (Mesir) di lembah sungai Nil.
Tokoh-tokoh pada masa Yunani Kuno  antara lain, yaitu:
1)    Thales (625-545 SM)                             8) Empledoces (490-435 SM)
2)    Anaxagoras (±499-20 SM )                   9) Anaximandros (640-546 SM)    
3)    Democritos (460-370 SM)                    10) Zeno (490-430 SM)
4)    Pythagoras (± 572-497 SM)
5)    Xenophanes (570 - ? SM)
6)    Heraclitos (535 – 475 SM)
7)    Parmenides (540-475 SM)

Comments

Popular posts from this blog

kritik atas dollar sebagai acuan perekonomian dunia

الغنائم والفيء

Baitul Mal dalam Keuangan Publik