LATAR BELAKANG MASALAH
PENELITIAN KUANTITATIF (Kn)
Keberhasilan pengajaran
Ilmu Nahwu dapat diraih dengan beberapa cara, yaitu: dengan cara menjelaskan perbedaan penggunaan
setiap kaidah dalam rangkaian الكلام و الكلم و الكلمة [1], Memahami kontruksi bahasa Arab melalui
rangkaian kata, huruf dan ungkapan kata adalah cara untuk memahami bahasa Arab[2],
Memperbanyak latihan memahami maksud dan tujuan dari rangkaian kalimat
berbahasa Arab[3],
menarik Konlusi dari kaidah nahwu[4], dan
menjadikan media informasi sebagai contoh untuk memahami struktur bahasa Arab
yang terkait dengan Nahwu[5].
Dalam
mengajarkan sebuah materi atau pelajaran khususnya pelajaran Nahwu, seorang
pengajar tidak hanya sekedar berbicara menyampaikan apa yang tertulis didalam
buku panduan, namun seorang pengajar dituntut untuk menguasai materi tersebut
sehingga mampu menjelaskan materi tersebut secara eksplisit hingga kepada dasar
bangunan materi tersebut. Jika hal ini belum terpenuhi maka akan terjadi hal-hal
negatif seperti sebuah fakta fenomenal hasil pengamatan tertanggal 1 hingga 3 okt 2010, 50 %
percakapan berbahasa Arab dari mahasiswa semester 1, terdapat banyak kesalahan
dalam penggunaan Gramatikal bahasa Arab/ Nahwu.[6]
Sehingga hal ini berpotensi menyebabkan 34 % dari jumlah mahasiswa semester 1
mengalami kesulitan merangkai kata berbahasa Arab dengan menggunakan Ism Kana
Wa Akhawatuha.[7]
Dengan dasar fakta realita diatas, maka
peneliti menangkap beberapa faktor penyebab dari kesalahan penggunaan
gramatikal bahasa Arab/ Nahwu yaitu yang pertama pemahaman, ketidak
pahaman terhadap penjelasan pengajar yang disampaikan kemudian berimplikasi pada
banyaknya kesalahan penggunaan gramatikal bahasa Arab/ Nahwu dalam berbahasa
Arab. Faktor yang kedua Motivasi, dengan tidak adanya motivasi internal
atau eksternal maka hal ini pun turut menambah porsi permasalahan di dalam
penggunaan gramatikal bahasa Arab/ Nahwu dalam berbahasa Arab. Sehingga dua
faktor ini mendorong peneliti untuk menganalisis penjelasan pengajar dan mencari
problem solving dari permasalahan yang ada.
Setelah melakukan penelitian awal, peneliti memahami
faktor utama penyebab tidak adanya pemahaman mahasiswa dengan pelajaran Nahwu yaitu
terletak pada faktor penjelasan pengajar yang belum sempurna. Karena dalam
meraih pemahaman, pengajar harus menggunakan beberapa metode terbaik yang
dipilihnya di dalam menjelaskan pelajaran terkait, seperti: Hendaknya guru menjelaskan maksud kalimat yang
akan disampaikan dan menanyakan tentang pemahaman murid terhadap penjelasan
tersebut, jika belum paham maka guru harus memberikan contoh kalimat lain yang
lebih sederhana[8],
Sebagai bahasa asing yang sedang dipelajari guru harus menjelaskan setiap
kalimat secara istilah dan leksikal dari kamus bahasa karena keterbatasan
penguasaan kosakata yang dimiliki guru dan murid[9], Menjelaskan korelasi antara Ilmu Nahwu dengan
Ilmu Insya` sehingga guru dapat menganalisis pemahaman Nahwu melalui tugas
membuat karangan tulisan berbahasa arab/ insya`, karena kaidah bahasa Arab
berkaitan erat dengan insya`[10], Menjelaskan
kaidah-kaidah Nahwu dengan bahasa yang sederhana sehingga mudah dipahami tanpa
harus bosan dan jenuh[11], Menjelaskan
materi dalam pembahasan Nahwu melalui wasilah Maharatul istima`, dikarenakan
istima` memiliki peran psikologis yang besar dalam upaya perolehan kosakata dan
kaidah-kaidah yang secara langsung mempengaruhi tingkat kemampuan berbahasa
seseorang[12].
Berdasarkan kerangka berfikir, teori-teori dan
penalaran logika diatas, maka peneliti mengambil judul ”Korelasi Antara Penjelasan
yang Eksplisit Dengan Pemahaman (Pelajaran) al-Nahwu Mahasiswa semester
satu ISID Siman”. Diterjemahkan menjadi:
“ اَلْعَلَاقَةُ بَيْنَ الشَّرْحِ التَّامِ مَعَ الْفَهْمِ لِمَادَةِ النَّحْوِ
لِلطُّلَّابِ الْفَصْلِ الدِّرَاسِى الْأَوَّلِ بِجَامِعَةِ دَارِ السَّلَامِ الْإِسْلَامِيَّةِ
بِسِيْمَانْ”
RUMUSAN MASALAH
Variabel :
Variabel Independen (X) : Penjelasan yang Eksplisit
Variabel Dependen (Y) :
Pemahaman Pelajaran al-Nahwu
Sub-Variabel : X: Penjelasan yang Eksplisit
X1:
Penjelasan Kaidah al-Nahwu
X2:
Penjelasan Makna Mufrodat
Y:
Pemahaman Pelajaran al-Nahwu
Rumusan Masalah :
1.
Seberapa besarkah pengaruh penjelasan kaidah al-Nahwu dalam
meningkatan pemahaman pelajaran al-Nahwu Mahasiswa Semester 1 ISID Siman Ponorogo?
2.
Seberapa besarkah pengaruh penjelasan makna mufrodat
dalam meningkatkan pemahaman pelajaran al-Nahwu Mahasiswa Semester 1 ISID Siman
Ponorogo?
BATASAN MASALAH
1.
Dua
variabel independen yang menjadi batasan masalah adalah;
a.
Penjelasan
kaidah al-Nahwu
b.
Penjelasan
makna mufrodat
2.
Pemahaman
yang dimaksud adalah pemahaman pelajaran al-nahwu dari objek yang diteliti yaiut
Mahasiswa Semester 1 ISID Siman.
TUJUAN PENELITIAN
1.
Untuk
mengetahui besar-kecilnya pengaruh penjelasan kaidah al-Nahwu
dalam meningkatan
pemahaman pelajaran al-Nahwu Mahasiswa Semester 1 ISID Siman Ponorogo.
2.
Untuk
mengetahui besar-kecilnya pengaruh penjelasan makna mufrodat dalam meningkatkan pemahaman pelajaran al-Nahwu
Mahasiswa Semester 1 ISID Siman Ponorogo.
MANFAAT PENELITIAN
A.
Manfaat
secara Teorotis
Penelitian
ini bertujuan untuk menguji dan mengungkapkan korelasi antara variabel X:
Penjelasan Kaidah al-Nahwu, dengan Variabel Y: Pemahaman Pelajaran al-Nahwu.
B.
Manfaat
secara Praktis
Secara
praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan bagi:
1.
Kepala
sekolah dalam menyusun silabus pelajaran.
2. Guru atau pengajar
pelajaran al-Nawu dalam mengajarkan pelajaran al-Nahwu dalam ruang-ruang kelas masing-masing.
3.
Orang
tua murid yang hendak mengajarkan pelajaran al-Nahwu kepada anak-anaknya secara
otodidak.
Metodeologi Penelitian
3.1
Pendekatan dan Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan
metodologi penelitian dengan pendekatan kualitatif, yang memiliki karakteristik
alami (natural setting) sebagai sumber data langsung, deskriptif, proses
lebih dipentingkan daripada hasil, analisis dalam penelitian kualitatif
cenderung dilakukan secara analisa induktif, dan makna merupakan hal yang esensial.
Ada 6 (enam) enam macam metodologi
penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu etnografi, studi
kasus, teori grounded, penelitian interaktif, penelitian ekologikal dan
penelitian masa depan.
Dan
dalam hal ini, jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus, yaitu
suatu deskripsi intensif dan analisis fenomena tertentu atau satuan sosial seperti individu, kelompok, institusi
atau masyarakat. Studi kasus dapat
digunakan secara tepat dalam banyak
bidang. Disamping itu merupakan penyelidikan secara rinci satu setting, satu
subyek tunggal, satu kumpulan dokumen atau satu kejadian tertentu.
3.2
Kehadiran Peneliti
Ciri khas penelitian kualitatif tidak dapat dipisahkan dari
pengamatan berperan serta, sebab peranan
penelitilah yang menentukan keseluruhan skenarionya. Untuk itu, dalam
penelitian ini, peneliti betindak sebagai instrumen kunci, partisipan penuh
sekaligus pengumpul data, sedangkan instrumen yang lain sebagai penunjang.
3.3
Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah institut studi islam darussalam yang terletak di desa
Demangan, Siman, Ponorogo, Indonesia.
3.4
Sumber Data
Sumber data utama dalam penelitian ini adalah
kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah tambahan seperti dokumen dan lainnya.
Dengan demikian sumber data dalam penelitian ini adalah: kata-kata dan tindakan
sebagai sumber data utama, sedangkan
sumber data tertulis, foto
dan statistik, adalah sebagai sumber
data tambahan.
3.5
Prosedur Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini
adalah meliputi wawancara, observasi dan dokumentasi. Sebab bagi peneliti
kualitatif fenomena dapat dimengerti maknanya secara baik, apabila
dilakukan interaksi dengan subyek
melalui wawancara mendalam dan diobservasi pada latar, dimana fenomena tersebut
berlangsung dan disamping itu untuk
melengkapi data, diperlukan dokumentasi (tentang bahan-bahan yang ditulis oleh
atau tentang subyek).
3.5.1
Teknik Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud
tertentu. Maksud
digunakannya wawancara antara lain adalah
(a) menkonstruksi mengenai orang,
kejadian, kegiatan, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dan
lain-lain; (b) merekonstruksi
kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu; (c) memproyeksikan
kebulatan-kebulatan sebagai yang telah diharapkan untuk dialami pada masa yang
akan datang; (d) memverifikasi, mengubah dan memperluas informasi yang
diperoleh dari orang lain baik manusia maupun bukan manusia; dan (e)
memverifikasi, mengubah dan memperluas
konstruksi yang dikembangkan oleh
peneliti sebagai pengecekan anggota.
Teknik wawancara ada bermacam-macam jenisnya,
diantaranya adalah (a) wawancara pembicaraan informal; (b) pendekatan
menggunakan petunjuk umum wawancara; dan (c) wawancara buku terbuka. Disamping itu juga ada
macam-macam wawancara yang lain, diantaranya adalah (a) wawancara oleh tim atau
panel, (b)wawancara tertutup dan wawancara terbuka; (c) wawancara riwayat
secara lisan dan (d) wawancara terstruktur dan takstruktur. Sedangkan dalam
penelitian ini teknik wawancara yang digunakan adalah (a) wawancara mendalam, artinya peneliti
mengajukan beberapa pertanyaan secara mendalam yang berhubungan dengan fokus
permasalahan, sehingga dengan wawancara mendalam ini data-data bisa
terkumpulkan semaksimal mungkin; (b) wawancara terbuka, artinya bahwa dalam
penelitian ini para sub-yeknya mengetahui bahwa mereka sedang diwawancarai dan
mengetahui pula apa maksud wawancara itu; (c) wawancara tersetruktur, artinya
bahwa dalam penelitian ini, peneliti atau pewancara menetapkan sendiri masalah
dan pertanyaan-pertanyaan yang akan
diajukan.
Dalam penelitian ini orang-orang yang akan
diwancarai adalah pimpinan-pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor. Hasil wawancara dari masing-masing informan tersebut ditulis
lengkap dengan kode-kode dalam transkip wawancara. Tulisan lengkap dari
wawancara ini dinamakan transkip wawancara.
3.5.2
Teknik
Observasi
Dalam penelitian kualitatif observasi
diklasifikasikan menurut tiga cara. Pertama,
pengamat dapat bertindak sebagai seorang partisipan atau non partisipan. Kedua,
observasi dapat dilakukan secara terus terang atau penyamaran. Ketiga,
observasi yang menyangkut latar penelitian. Dan dalam penelitian ini digunakan
teknik observasi yang pertama, dimana pengamat bertindak sebagai partisipan.
Setiap observasi memiliki gaya yang
berbeda-beda. Salah satu perbedaannya adalah derajat keterlibatan peneliti,
baik dengan orang maupun dalam kegiatan yang diamati. Terdapat tiga derajat
keterlibatan yaitu tanpa keterlibatan (no involvement), keterlibatan rendah (low involvement),
keterlibatan tinggi (high involvement). Variasi ini tercermin dalam
lima tingkat partisipasi, yaitu non partisipasi (nonparticipation),
patisipasi pasif (passive participation), partisipasi moderat (moderate
participation), partisipasi aktif (active participation) dan
partisipasi lengkap (complete participation). Dalam penelitian ini,
tingkat partisipasi dalam observasi yang akan dilaksanakan adalah high
involvement (keterlibatan tinggi), yaitu
partisipasi aktif (active participation).
Pada observasi partisipan ini, peneliti
mengamati aktifitas-aktifitas sehari-hari obyek penelitian, karakteristik
fisik situasi sosial dan bagaimana
perasaan pada waktu menjadi bagian dari situasi tersebut. Selama peneliti di
lapangan, jenis observasinya tidak tetap. Dalam hal ini peneliti mulai dari
observasi deskriptif (descriptive observations) secara luas, yaitu
berusaha melukiskan secara umum situasi
sosial dan apa yang terjadi disana. Kemudian, setelah perekaman dan analisis
data pertama, peneliti menyempitkan pengumpulan datanya dan mulai melakukan
observasi terfokus (focused observations). Dan akhirnya, setelah
dilakukan lebih banyak lagi analisis dan observasi yang berulang-ulang di
lapangan, peneliti dapat menyempitkan lagi penelitiannya dengan melakukan
observasi selektif (selective observations). Sekalipun demikian,
peneliti masih terus melakukan observasi deskriptif sampai akhir pengumpulan
data.
Hasil observasi dalam penelitian ini,
dicatat dalam Catatan Lapangan (CL), sebab catatan lapangan merupakan alat yang
sangat penting dalam penelitian kualitatif. Dalam penelitian kualitatif,
peneliti mengandalkan pengamatan dan wawancara dalam pengumpulan data di
lapangan. Pada waktu di lapangan dia membuat “catatan”, setelah pulang ke rumah atau tempat tinggal barulah menyusun
“catatan lapangan”.
Dapat dikatakan bahwa dalam penelitian kualitatif, jantungnya
adalah catatan lapangan. Catatan lapangan pada penelitian ini bersifat
deskriptif. Artinya bahwa catatan lapangan ini berisi gambaran tentang latar
pengamatan, orang, tindakan dan pembicaraan tentang segala sesuatu yang
berhubungan dengan fokus penelitian. Dan
bagian deskripitif tersebut berisi beberapa hal, diantaranya adalah gambaran
diri fisik, rekonstruksi dialog, deskripsi latar fisik, catatan tantang
peristewa khusus, gambaran kegiatan dan
perilaku pengamat. Format rekaman hasil observasi (pengamatan) catatan lapangan dalam
penelitian ini menggunakan format rekaman hasil observasi.
3.5.3
Teknik Dokumentasi
Teknik dokumentasi ini digunakan untuk
mengumpulkan data dari sumber non insani, sumber ini terdiri dari dokumen dan
rekaman. “Rekaman” sebagai setiap tulisan
atau pernyataan yang dipersiapkan
oleh atau untuk individual atau organisasi dengan tujuan membuktikan
adanya suatu peristewa atau memenuhi accounting. Sedangkan “dokumen”
digunakan untuk mengacu atau bukan selain rekaman, yaitu tidak dipersiapkan
secara khusus untuk tujuan tertentu, seperti surat-surat, buku harian, catatan khusus, foto-foto, dan
sebagainya.
Teknik dokumentasi ini sengaja digunakan dalam
penelitian ini, mengingat (1) sumber ini selalu tersedia dan murah terutama
ditinjau dari konsumsi waktu; (2) rekaman dan dokumen merupakan sumber
informasi yang stabil, baik keakuratannya dalam merefleksikan situasi yang
terjadi dimasa lampau, maupun dapat dan dianalisis kembali tanpa mengalami
perubahan; (3) rekaman dan dokumen merupakan sumber informasi yang kaya, secara
konstektual relevan dan mendasar dalam konteknya; (4) sumber ini sering merupakan pernyataan yang
legal yang dapat memenuhi akuntabilitas. Hasil pengumpulan data melalui cara dokumentasi ini,
dicatat dalam format transkip dokumentasi.
3.6
Analisis Data
Teknik analisis data
dalam kasus ini menggunakan analisis data kualitatif, mengikuti konsep yang diberikan Miles &
Huberman dan Spradley. Miles dan Huberman, mengemukakan bahwa aktivitas dalam
analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara
terus-menerus pada setiap tahapan penelitian sehingga sampai tuntas, dan
datanya sampai jenuh. Aktifitas dalam analisis data, meliputi data reduction,
data display dan conclusion.
Langkah-langkah analisis ditunjukkan pada gambar 4 berikut:
Pengumpulan
Data
|
|
|
|
|
|
|
|
Penyajian
Data
|
|
|
|
|
|
|
|
Reduksi
Data
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Kesimpulan-kesimpulan:
Penarikan/verivikasi
|
|
Selanjutnya menurut
Spradley teknik analisis data disesuaikan dengan tahapan dalam penelitian. Pada
tahap penjelajahan dengan teknik pengumpulan data grand tour question,
analisis data dilakukan dengan analisis domain. Pada tahap menentukan fokus
analisis data dilakukan dengan analisis taksonomi. Pada tahap selection,
analisis data dilakukan dengan analisis komponensial. Selanjutnya untuk sampai
menghasilkan judul dilakukan dengan analisis tema.
3.7
Pengecekan Keabsahan Data
Keabsahan data mnerupakan
konsep penting yang diperbaharui dari
konsep kesahihan (validitas) dan keandalan (reliabilitas), Derajat
kepercayaan keabsahan data (kredebilitas data) dapat diadakan pengecekan dengan
teknik (1) pengamatan yang tekun, dan triangulasi. Ketekunan pengamatan yang
dimaksud adalah menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat
relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari. Ketekunan pengamatan ini
dilaksanakan peneliti dengan cara : (a) mengadakan pengamatan dengan teliti dan
rinci secara berkesinambungan terhadap faktor-faktor yang menonjol yang ada
hubungannya dengan paradigma belajar dan mengajar di Pondok Modern Gontor dalam
menghadapi arus globalisasi dan perdagangan bebas abad ke-21, kemudian
(b) menelaahnya secara rinci sampai pada suatu titik, sehingga pada pemeriksaan
tahap awal tampak salah satu atau seluruh faktor yang ditelaah sudah difahami
dengan cara yang biasa.
Teknik triangulasi adalah
teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar
data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Ada
empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang
memanfaatkan penggunaan: sumber, metode, penyidik, dan teori. Dalam
penelitian ini, dalam hal ini digunakan teknik triangulasi dengan sumber,
berarti membandingkan dan mengecek balik
derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang
berbeda dalam metode kualitatif. Hal itu dapat dicapai peneliti dengan jalan:
(a) membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara, (b)
membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakan
secara pribadi, (c) membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang
situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu, (d)
membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan
pandangan orang yang berpendidikan
menengah atau tinggi, orang berada, orang pemerintahan, (c) membandingkan hasil
wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.
3.8 Tahap-Tahap dan Rancangan Jadwal penelitian
Tahap-tahap penelitian dalam penelitian ini ada tiga tahapan dan ditambah
dengan tahap terakhir dari penelitian yaitu tahap penulisan laporan hasil
penelitian. Tahap-tahap penelitian tersebut adalah: (1) Tahap pra lapangan, yang meliputi : menyusun rancangan
penelitian, memilih lapangan penelitian, mengurus perizinan, menjajagi dan
menilai keadaan lapangan, memilih dan memanfaatkan informan, menyiapkan
perlengkapan penelitian dan yang menyangkut persoalan etika penelitian;
_____________(2) Tahap pekerjaan lapangan, yang meliputi : memahami latar
penelitian dan persiapan diri, memasuki lapangan dan berperanserta sambil
mengumpulkan data; ____________(3) Tahap analisis data, yang meliputi :
analisis selama dan setelah pengumpulan
data; ________(4) Tahap penulisan hasil laporan penelitian.__________________
Daftar isi
Bab. I. Pendahuluan
I.
Judul Penelitian..............................................................................................
II.
Latar Belakang Masalah.................................................................................
III.
Fokus
Penelitian ............................................................................................
IV.
Rumusan
Masalah ........................................................................................
V.
Tujuan
Penelitian ..........................................................................................
VI.
Manfaat
Penelitian........................................................................................
Bab. VII. Landasan
teori atau telaah pustaka
VIII. Metodologi Penelitian.................................................................
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian............................................................
B. Kehadiran Peneliti..................................................................................
C. Lokasi Penelitian....................................................................................
D. Sumber Data..........................................................................................
E. Teknik Pengumpulan Data.....................................................................
F. Analisis Data..........................................................................................
G. Pengecekan Keabsahan Temuan...........................................................
H. Tahapan-tahapan Penelitian...................................................................
IX. Sistematika Pembahasan ................................................................................
X. Daftar Isi Sementara ......................................................................................
XI. Daftar Rujukan Sementara ...........................................................................
Buku Rujukan
Joko Subagyo, SH. Metode Penelitian, dalam
teori dan praktek. Rineka Cipta. Jakrta, 2004.
Sekertariat ISID, Pedoman Akademik ISID
Gontor. Darussalam Press. Gontor 2008.
Tsaqafah. Jurnal Ilmu Pengetahuan dan
Kebudayaan Islam. Vol. 4, No. 2, R. Tsani 1429.
Ngalim
Purwanto, Drs. Psikologi pendidikan, Rosdakarya. Bandung. 1990.
Al-Jauziy, Ibnu. Shaidul Khathir, cara
manusia cerdas dalam hidup. Maghfirah Pustaka. Jakarta, _________2007.
[2] A. Tahir Hasanain & Narsiman Nailali
al-Waraqi, Adawat al-Rabt fi al-`Arabiah al-Mu`asirah, al-Jami`ah
al-Amriqiah: al-Qohirah, 2006. h: 9
[5] Tahir Hasanain & Narsiman Nailali
al-Waraqi, `Arabiyyah Wasa il-I`lam, Naskhah Munqahah:
al-Qahirah, 2005. h: 4
[6] Hasil observasi pada tanggal 1 hingga 3 Oktober 2010, di kampus
ISID Siman
[7] Ibid
[8] Dr. Dihyah Masqon, Nahwa Istiratajiya
Ta`lim al-lughah al-`Arabiyyah, Jami`ah Darussalam li-al-Tarbiyah
al-Islamiyyah al-Haditsah: Ponorogo. h:11
[12] At-Ta`dib Jurnal Kependidikan Islam, Iskandar
Dzulqarnain, Maharatul Istima` wa Tarqiyatuha fi Jami`ati Darrissalam
al-Islamiyyah, Vol. 4, 1429. h: 271
Comments
Post a Comment