LATAR BELAKANG MASALAH
PENELITIAN KUANTITATIF (Kn)
            Keberhasilan pengajaran Ilmu Nahwu dapat diraih dengan beberapa cara, yaitu: dengan cara menjelaskan perbedaan penggunaan setiap kaidah dalam rangkaian الكلام و الكلم و الكلمة [1], Memahami kontruksi bahasa Arab melalui rangkaian kata, huruf dan ungkapan kata adalah cara untuk memahami bahasa Arab[2], Memperbanyak latihan memahami maksud dan tujuan dari rangkaian kalimat berbahasa Arab[3], menarik Konlusi dari kaidah nahwu[4], dan menjadikan media informasi sebagai contoh untuk memahami struktur bahasa Arab yang terkait dengan Nahwu[5].
            Dalam mengajarkan sebuah materi atau pelajaran khususnya pelajaran Nahwu, seorang pengajar tidak hanya sekedar berbicara menyampaikan apa yang tertulis didalam buku panduan, namun seorang pengajar dituntut untuk menguasai materi tersebut sehingga mampu menjelaskan materi tersebut secara eksplisit hingga kepada dasar bangunan materi tersebut. Jika hal ini belum terpenuhi maka akan terjadi hal-hal negatif seperti sebuah fakta fenomenal hasil pengamatan tertanggal 1 hingga 3 okt 2010, 50 % percakapan berbahasa Arab dari mahasiswa semester 1, terdapat banyak kesalahan dalam penggunaan Gramatikal bahasa Arab/ Nahwu.[6] Sehingga hal ini berpotensi menyebabkan 34 % dari jumlah mahasiswa semester 1 mengalami kesulitan merangkai kata berbahasa Arab dengan menggunakan Ism Kana Wa Akhawatuha.[7]
Dengan dasar fakta realita diatas, maka peneliti menangkap beberapa faktor penyebab dari kesalahan penggunaan gramatikal bahasa Arab/ Nahwu yaitu yang pertama pemahaman, ketidak pahaman terhadap penjelasan pengajar yang disampaikan kemudian berimplikasi pada banyaknya kesalahan penggunaan gramatikal bahasa Arab/ Nahwu dalam berbahasa Arab. Faktor yang kedua Motivasi, dengan tidak adanya motivasi internal atau eksternal maka hal ini pun turut menambah porsi permasalahan di dalam penggunaan gramatikal bahasa Arab/ Nahwu dalam berbahasa Arab. Sehingga dua faktor ini mendorong peneliti untuk menganalisis penjelasan pengajar dan mencari problem solving dari permasalahan yang ada.
Setelah melakukan penelitian awal, peneliti memahami faktor utama penyebab tidak adanya pemahaman mahasiswa dengan pelajaran Nahwu yaitu terletak pada faktor penjelasan pengajar yang belum sempurna. Karena dalam meraih pemahaman, pengajar harus menggunakan beberapa metode terbaik yang dipilihnya di dalam menjelaskan pelajaran terkait, seperti: Hendaknya guru menjelaskan maksud kalimat yang akan disampaikan dan menanyakan tentang pemahaman murid terhadap penjelasan tersebut, jika belum paham maka guru harus memberikan contoh kalimat lain yang lebih sederhana[8], Sebagai bahasa asing yang sedang dipelajari guru harus menjelaskan setiap kalimat secara istilah dan leksikal dari kamus bahasa karena keterbatasan penguasaan kosakata yang dimiliki guru dan murid[9], Menjelaskan korelasi antara Ilmu Nahwu dengan Ilmu Insya` sehingga guru dapat menganalisis pemahaman Nahwu melalui tugas membuat karangan tulisan berbahasa arab/ insya`, karena kaidah bahasa Arab berkaitan erat dengan insya`[10], Menjelaskan kaidah-kaidah Nahwu dengan bahasa yang sederhana sehingga mudah dipahami tanpa harus bosan dan jenuh[11], Menjelaskan materi dalam pembahasan Nahwu melalui wasilah Maharatul istima`, dikarenakan istima` memiliki peran psikologis yang besar dalam upaya perolehan kosakata dan kaidah-kaidah yang secara langsung mempengaruhi tingkat kemampuan berbahasa seseorang[12].
Berdasarkan kerangka berfikir, teori-teori dan penalaran logika diatas, maka peneliti mengambil judul ”Korelasi Antara Penjelasan yang Eksplisit Dengan Pemahaman (Pelajaran) al-Nahwu Mahasiswa semester satu ISID Siman”. Diterjemahkan menjadi:
اَلْعَلَاقَةُ بَيْنَ الشَّرْحِ التَّامِ مَعَ الْفَهْمِ لِمَادَةِ النَّحْوِ لِلطُّلَّابِ الْفَصْلِ الدِّرَاسِى الْأَوَّلِ بِجَامِعَةِ دَارِ السَّلَامِ الْإِسْلَامِيَّةِ بِسِيْمَانْ














RUMUSAN MASALAH
Variabel           :           Variabel Independen (X) : Penjelasan yang Eksplisit
                                    Variabel Dependen    (Y) : Pemahaman Pelajaran al-Nahwu
Sub-Variabel   :           X: Penjelasan yang Eksplisit
                                                X1: Penjelasan Kaidah al-Nahwu
                                                X2: Penjelasan Makna Mufrodat
                                    Y: Pemahaman Pelajaran al-Nahwu
Rumusan Masalah :
1.      Seberapa besarkah pengaruh penjelasan kaidah al-Nahwu dalam meningkatan pemahaman pelajaran al-Nahwu Mahasiswa Semester 1 ISID Siman Ponorogo?
2.      Seberapa besarkah pengaruh penjelasan makna mufrodat dalam meningkatkan pemahaman pelajaran al-Nahwu Mahasiswa Semester 1 ISID Siman Ponorogo?

BATASAN MASALAH
1.      Dua variabel independen yang menjadi batasan masalah adalah;
a.       Penjelasan kaidah al-Nahwu
b.      Penjelasan makna mufrodat
2.      Pemahaman yang dimaksud adalah pemahaman pelajaran al-nahwu dari objek yang diteliti yaiut Mahasiswa Semester 1 ISID Siman.

TUJUAN PENELITIAN
1.      Untuk mengetahui besar-kecilnya pengaruh penjelasan kaidah al-Nahwu dalam meningkatan pemahaman pelajaran al-Nahwu Mahasiswa Semester 1 ISID Siman Ponorogo.
2.      Untuk mengetahui besar-kecilnya pengaruh penjelasan makna mufrodat dalam meningkatkan pemahaman pelajaran al-Nahwu Mahasiswa Semester 1 ISID Siman Ponorogo.

MANFAAT PENELITIAN
A.    Manfaat secara Teorotis
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan mengungkapkan korelasi antara variabel X: Penjelasan Kaidah al-Nahwu, dengan Variabel Y: Pemahaman Pelajaran al-Nahwu.
B.     Manfaat secara Praktis
Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan bagi:
1.      Kepala sekolah dalam menyusun silabus pelajaran.
2.      Guru atau pengajar pelajaran al-Nawu dalam mengajarkan pelajaran al-Nahwu dalam ruang-ruang kelas masing-masing.
3.      Orang tua murid yang hendak mengajarkan pelajaran al-Nahwu kepada anak-anaknya secara otodidak.
Metodeologi   Penelitian
3.1         Pendekatan dan Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan metodologi penelitian dengan pendekatan kualitatif, yang memiliki karakteristik alami (natural setting) sebagai sumber data langsung, deskriptif, proses lebih dipentingkan daripada hasil, analisis dalam penelitian kualitatif cenderung dilakukan secara analisa induktif, dan  makna merupakan hal yang esensial.
Ada 6 (enam) enam macam metodologi penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu etnografi, studi kasus, teori grounded, penelitian interaktif, penelitian ekologikal dan penelitian masa depan. 
Dan  dalam hal ini, jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus, yaitu suatu deskripsi intensif dan analisis fenomena tertentu atau satuan  sosial seperti individu, kelompok, institusi atau masyarakat.  Studi kasus dapat digunakan secara  tepat dalam banyak bidang. Disamping itu merupakan penyelidikan secara rinci satu setting, satu subyek tunggal, satu kumpulan dokumen atau satu kejadian tertentu.
3.2         Kehadiran Peneliti
Ciri khas penelitian kualitatif tidak dapat dipisahkan dari pengamatan  berperan serta, sebab peranan penelitilah yang menentukan keseluruhan skenarionya. Untuk itu, dalam penelitian ini, peneliti betindak sebagai instrumen kunci, partisipan penuh sekaligus pengumpul data, sedangkan instrumen yang lain sebagai penunjang.
3.3         Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah institut studi islam darussalam yang terletak di desa Demangan, Siman, Ponorogo, Indonesia.
3.4         Sumber Data
Sumber data utama dalam penelitian ini adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah tambahan seperti dokumen dan lainnya. Dengan demikian sumber data dalam penelitian ini adalah: kata-kata dan tindakan sebagai sumber data utama, sedangkan  sumber data tertulis,  foto dan  statistik, adalah sebagai sumber data tambahan.
3.5         Prosedur Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah meliputi wawancara, observasi dan dokumentasi. Sebab bagi peneliti kualitatif fenomena dapat dimengerti maknanya secara baik, apabila dilakukan  interaksi dengan subyek melalui wawancara mendalam dan diobservasi pada latar, dimana fenomena tersebut berlangsung  dan disamping itu untuk melengkapi data, diperlukan dokumentasi (tentang bahan-bahan yang ditulis oleh atau tentang subyek).

3.5.1        Teknik Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Maksud digunakannya wawancara antara lain adalah  (a) menkonstruksi  mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain-lain;  (b) merekonstruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu; (c) memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang telah diharapkan untuk dialami pada masa yang akan datang; (d) memverifikasi, mengubah dan memperluas informasi yang diperoleh dari orang lain baik manusia maupun bukan manusia; dan (e) memverifikasi, mengubah dan memperluas  konstruksi  yang dikembangkan oleh peneliti sebagai pengecekan anggota.
Teknik wawancara ada bermacam-macam jenisnya, diantaranya adalah (a) wawancara pembicaraan informal; (b) pendekatan menggunakan petunjuk umum wawancara; dan (c) wawancara  buku terbuka. Disamping itu juga ada macam-macam wawancara yang lain, diantaranya adalah (a) wawancara oleh tim atau panel, (b)wawancara tertutup dan wawancara terbuka; (c) wawancara riwayat secara lisan dan (d) wawancara terstruktur dan takstruktur. Sedangkan dalam penelitian ini teknik wawancara yang digunakan adalah  (a) wawancara mendalam, artinya peneliti mengajukan beberapa pertanyaan secara mendalam yang berhubungan dengan fokus permasalahan, sehingga dengan wawancara mendalam ini data-data bisa terkumpulkan semaksimal mungkin; (b) wawancara terbuka, artinya bahwa dalam penelitian ini para sub-yeknya mengetahui bahwa mereka sedang diwawancarai dan mengetahui pula apa maksud wawancara itu; (c) wawancara tersetruktur, artinya bahwa dalam penelitian ini, peneliti atau pewancara menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan  yang akan diajukan.
Dalam penelitian ini orang-orang yang akan diwancarai adalah pimpinan-pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor. Hasil wawancara dari masing-masing informan tersebut ditulis lengkap dengan kode-kode dalam transkip wawancara. Tulisan lengkap dari wawancara ini dinamakan transkip wawancara.
3.5.2        Teknik Observasi
Dalam penelitian kualitatif observasi diklasifikasikan  menurut tiga cara. Pertama, pengamat dapat bertindak sebagai seorang partisipan atau non partisipan. Kedua, observasi dapat dilakukan secara terus terang atau penyamaran. Ketiga, observasi yang menyangkut latar penelitian. Dan dalam penelitian ini digunakan teknik observasi yang pertama, dimana pengamat bertindak sebagai partisipan.
 Setiap observasi memiliki gaya yang berbeda-beda. Salah satu perbedaannya adalah derajat keterlibatan peneliti, baik dengan orang maupun dalam kegiatan yang diamati. Terdapat tiga derajat keterlibatan yaitu tanpa keterlibatan (no involvement),  keterlibatan rendah (low involvement), keterlibatan tinggi (high involvement). Variasi ini tercermin dalam lima tingkat partisipasi, yaitu non partisipasi (nonparticipation), patisipasi pasif (passive participation), partisipasi moderat (moderate participation), partisipasi aktif (active participation) dan partisipasi lengkap (complete participation). Dalam penelitian ini, tingkat partisipasi dalam observasi yang akan dilaksanakan adalah high involvement (keterlibatan tinggi), yaitu  partisipasi aktif (active participation).
 Pada observasi partisipan ini, peneliti mengamati aktifitas-aktifitas sehari-hari obyek penelitian, karakteristik fisik  situasi sosial dan bagaimana perasaan pada waktu menjadi bagian dari situasi tersebut. Selama peneliti di lapangan, jenis observasinya tidak tetap. Dalam hal ini peneliti mulai dari observasi deskriptif (descriptive observations) secara luas, yaitu berusaha melukiskan  secara umum situasi sosial dan apa yang terjadi disana. Kemudian, setelah perekaman dan analisis data pertama, peneliti menyempitkan pengumpulan datanya dan mulai melakukan observasi terfokus (focused observations). Dan akhirnya, setelah dilakukan lebih banyak lagi analisis dan observasi yang berulang-ulang di lapangan, peneliti dapat menyempitkan lagi penelitiannya dengan melakukan observasi selektif (selective observations). Sekalipun demikian, peneliti masih terus melakukan observasi deskriptif sampai akhir pengumpulan data.
Hasil observasi dalam penelitian ini, dicatat dalam Catatan Lapangan (CL), sebab catatan lapangan merupakan alat yang sangat penting dalam penelitian kualitatif. Dalam penelitian kualitatif, peneliti mengandalkan pengamatan dan wawancara dalam pengumpulan data di lapangan. Pada waktu di lapangan dia membuat “catatan”, setelah pulang  ke rumah atau tempat tinggal barulah menyusun “catatan lapangan”.
Dapat dikatakan bahwa  dalam penelitian kualitatif, jantungnya adalah catatan lapangan. Catatan lapangan pada penelitian ini bersifat deskriptif. Artinya bahwa catatan lapangan ini berisi gambaran tentang latar pengamatan, orang, tindakan dan pembicaraan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan fokus penelitian.  Dan bagian deskripitif tersebut berisi beberapa hal, diantaranya adalah gambaran diri fisik, rekonstruksi dialog, deskripsi latar fisik, catatan tantang peristewa khusus,  gambaran kegiatan dan perilaku pengamat. Format rekaman hasil observasi (pengamatan) catatan lapangan dalam penelitian ini menggunakan format rekaman hasil observasi.
3.5.3        Teknik Dokumentasi
Teknik dokumentasi ini digunakan untuk mengumpulkan data dari sumber non insani, sumber ini terdiri dari dokumen dan rekaman. “Rekaman” sebagai setiap tulisan  atau pernyataan yang dipersiapkan  oleh atau untuk individual atau organisasi dengan tujuan membuktikan adanya suatu peristewa atau memenuhi accounting. Sedangkan “dokumen” digunakan untuk mengacu atau bukan selain rekaman, yaitu tidak dipersiapkan secara khusus untuk tujuan tertentu, seperti surat-surat, buku harian,  catatan khusus, foto-foto, dan sebagainya. 
Teknik dokumentasi ini sengaja digunakan dalam penelitian ini, mengingat (1) sumber ini selalu tersedia dan murah terutama ditinjau dari konsumsi waktu; (2) rekaman dan dokumen merupakan sumber informasi yang stabil, baik keakuratannya dalam merefleksikan situasi yang terjadi dimasa lampau, maupun dapat dan dianalisis kembali tanpa mengalami perubahan; (3) rekaman dan dokumen merupakan sumber informasi yang kaya, secara konstektual relevan dan mendasar dalam konteknya; (4)  sumber ini sering merupakan pernyataan yang legal yang dapat memenuhi akuntabilitas. Hasil pengumpulan data melalui cara dokumentasi ini, dicatat dalam format transkip dokumentasi.



3.6         Analisis Data
Teknik analisis data dalam kasus ini menggunakan analisis data kualitatif,  mengikuti konsep yang diberikan Miles & Huberman dan Spradley. Miles dan Huberman, mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus pada setiap tahapan penelitian sehingga sampai tuntas, dan datanya sampai jenuh. Aktifitas dalam analisis data, meliputi data reduction, data display  dan conclusion. Langkah-langkah analisis ditunjukkan pada gambar 4 berikut:

Pengumpulan Data


Penyajian
Data



Reduksi

Data






Kesimpulan-kesimpulan: Penarikan/verivikasi

Selanjutnya menurut Spradley teknik analisis data disesuaikan dengan tahapan dalam penelitian. Pada tahap penjelajahan dengan teknik pengumpulan data grand tour question, analisis data dilakukan dengan analisis domain. Pada tahap menentukan fokus analisis data dilakukan dengan analisis taksonomi. Pada tahap selection, analisis data dilakukan dengan analisis komponensial. Selanjutnya untuk sampai menghasilkan judul dilakukan dengan analisis tema.
3.7         Pengecekan Keabsahan Data
Keabsahan data  mnerupakan konsep penting  yang diperbaharui dari konsep kesahihan (validitas) dan keandalan (reliabilitas), Derajat kepercayaan keabsahan data (kredebilitas data) dapat diadakan pengecekan dengan teknik (1) pengamatan yang tekun, dan triangulasi. Ketekunan pengamatan yang dimaksud adalah menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari. Ketekunan pengamatan ini dilaksanakan peneliti dengan cara : (a) mengadakan pengamatan dengan teliti dan rinci secara berkesinambungan terhadap faktor-faktor yang menonjol yang ada hubungannya dengan paradigma belajar dan mengajar di Pondok Modern Gontor dalam menghadapi arus globalisasi dan perdagangan bebas abad ke-21, kemudian (b) menelaahnya secara rinci sampai pada suatu titik, sehingga pada pemeriksaan tahap awal tampak salah satu atau seluruh faktor yang ditelaah sudah difahami dengan cara yang biasa.
 Teknik triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Ada  empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan  penggunaan:  sumber, metode, penyidik, dan teori. Dalam penelitian ini, dalam hal ini digunakan teknik triangulasi dengan sumber, berarti  membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif. Hal itu dapat dicapai peneliti dengan jalan: (a) membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara, (b) membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi, (c) membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu, (d) membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang  yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, orang pemerintahan, (c) membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.
3.8  Tahap-Tahap dan Rancangan Jadwal penelitian
Tahap-tahap penelitian dalam penelitian ini ada tiga tahapan dan ditambah dengan tahap terakhir dari penelitian yaitu tahap penulisan laporan hasil penelitian. Tahap-tahap penelitian tersebut adalah:  (1) Tahap pra lapangan,  yang meliputi : menyusun rancangan penelitian, memilih lapangan penelitian, mengurus perizinan, menjajagi dan menilai keadaan lapangan, memilih dan memanfaatkan informan, menyiapkan perlengkapan penelitian dan yang menyangkut persoalan etika penelitian; _____________(2) Tahap pekerjaan lapangan, yang meliputi : memahami latar penelitian dan persiapan diri, memasuki lapangan dan berperanserta sambil mengumpulkan data; ____________(3) Tahap analisis data, yang meliputi : analisis  selama dan setelah pengumpulan data; ________(4) Tahap penulisan hasil laporan penelitian.__________________

Daftar isi
Bab. I. Pendahuluan
       I.            Judul Penelitian..............................................................................................
    II.            Latar Belakang Masalah.................................................................................
 III.            Fokus Penelitian ............................................................................................
 IV.            Rumusan Masalah ........................................................................................
    V.            Tujuan Penelitian ..........................................................................................
 VI.            Manfaat Penelitian........................................................................................

Bab. VII. Landasan teori atau telaah pustaka

VIII. Metodologi Penelitian.................................................................
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian............................................................
B. Kehadiran Peneliti..................................................................................
C. Lokasi Penelitian....................................................................................
D. Sumber Data..........................................................................................
E. Teknik Pengumpulan Data.....................................................................
F. Analisis Data..........................................................................................
G. Pengecekan Keabsahan Temuan...........................................................
H. Tahapan-tahapan Penelitian...................................................................
IX. Sistematika Pembahasan ................................................................................
X. Daftar Isi Sementara ......................................................................................
XI. Daftar Rujukan Sementara ...........................................................................

Buku Rujukan
Joko Subagyo, SH. Metode Penelitian, dalam teori dan praktek. Rineka Cipta. Jakrta, 2004.
Sekertariat ISID, Pedoman Akademik ISID Gontor. Darussalam Press. Gontor 2008.
Tsaqafah. Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Islam. Vol. 4, No. 2, R. Tsani 1429.
 Ngalim Purwanto, Drs. Psikologi pendidikan, Rosdakarya. Bandung. 1990.
Al-Jauziy, Ibnu. Shaidul Khathir, cara manusia cerdas dalam hidup. Maghfirah Pustaka. Jakarta, _________2007.


[1] Dr. Abdul `Aziz M. Fakhir, Tawdih al-Nahmu, Tab`ah Jadidah Munqohah; al-Qohirah, 1994. h: 4

[2] A. Tahir Hasanain & Narsiman Nailali al-Waraqi, Adawat al-Rabt fi al-`Arabiah al-Mu`asirah, al-Jami`ah al-Amriqiah: al-Qohirah, 2006. h: 9
[3] al-`Arabiah li al-Nasi`iin, Wuzaratu al-Ma`rif:Mamlakah al-Su`udiyyah , Juz 5. h: ز
[4] Kuliyyatul Mu`alimin al-Islamiyyah, al-Nahwu al-Wadih, Juz 1, 2005. h: 6
[5] Tahir Hasanain & Narsiman Nailali al-Waraqi, `Arabiyyah Wasa il-I`lam, Naskhah Munqahah: al-Qahirah, 2005. h: 4
[6] Hasil observasi pada tanggal 1 hingga 3 Oktober 2010, di kampus ISID Siman
[7] Ibid
[8] Dr. Dihyah Masqon, Nahwa Istiratajiya Ta`lim al-lughah al-`Arabiyyah, Jami`ah Darussalam li-al-Tarbiyah al-Islamiyyah al-Haditsah: Ponorogo. h:11
[9] Dr. Abdul Hamid M. Abu Sikin, al-Mu`jam al-`Arabiyyah, Amanah: Mesir, 1970. h: 4
[10] Kulliyyatul Mu`alimin al-Islamiyyah, Ilmu al-Nahwu, Juz 1, 2005. h: 4-5
[11] Dr. Abdul `Aziz M. Fakhir, Tawdih al-Nahmu, Tab`ah Jadidah Munqohah; al-Qohirah, 1994. h: 3
[12] At-Ta`dib Jurnal Kependidikan Islam, Iskandar Dzulqarnain, Maharatul Istima` wa Tarqiyatuha fi Jami`ati Darrissalam al-Islamiyyah, Vol. 4, 1429. h: 271

Comments

Popular posts from this blog

Perkembangan Agama Pada Remaja Masa Kini

kritik atas dollar sebagai acuan perekonomian dunia

JACQUES DERRIDA